Minggu, 23 November 2008

penelitian Teknologi Informasi

Metode penelitian kualitatif untuk sistem informasi manajemen kesehatan

Meskipun relatif tertinggal dibandingkan organisasi lain, perlahan tapi pasti, semakin banyak lembaga pelayanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, maupun organisasi lainnya) yang menerapkan sistem informasi manajemen berbasis komputer. Di AS, rumah sakit swasta, berukuran besar serta berafiliasi kepada perhimpunan tertentu cenderung lebih progresif dalam menerapkan sistem informasi berbasis komputer. Di sisi yang lain, pengalaman menunjukkan penerapan sistem informasi berbasis komputer banyak berakhir dengan kegagalan. Dowling(1980) mengestimasi bahwa 45% dari pengembangan sistem informasi berbasis komputer gagal karena resistensi pengguna, meskipun secara teknologi cukup meyakinkan. Oleh karena, evaluasi pengembangan sistem menjadi hal yang krusial.

Penelitian kualitatif mencakup berbagai pendekatan yang berbeda satu sama lain tetapi memiliki karakteristik dan tujuan yang sama. Berbagai pendekatan tersebut dapat dikenal melalui berbagai istilah seperti: penelitian kualitatif, penelitian lapangan, penelitian naturalistik, penelitian interpretif, penelitian etnografik, penelitian post positivistic, penelitian fenomenologik, hermeneutic, humanistik dan studi kasus. Metode kualitatif menggunakan beberapa bentuk pengumpulan data seperti transkrip wawancara terbuka, deskripsi observasi, serta analisis dokumen dan artefak lainnya. Data tersebut dianalisis dengan tetap mempertahankan keaslian teks yang memaknainya. Hal ini dilakukan karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena dari sudut pandang partisipan, konteks sosial dan institusional. Sehingga pendekatan kualitatif umumnya bersifat induktif.Ada lima alasan untuk menggunakan pendekatan kualitatif dalam sistem informasi manajemen kesehatan:
-Untuk memahami bagaimana persepsi pengguna mengenai sistem, mengevaluasi sistem serta makna dari sistem bagi pengguna. Memahami perspektif pengguna biasanya sulit dilakukan semata-semata menggunakan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti dapat menggali penjelasan mengenai perilaku pengguna terhadap sistem, keberhasilan sistem serta kegagalannya.
-Untuk memahami pengaruh sosial dan organisasional terhadap penggunaan sistem. Sistem informasi manajemen kesehatan tidak berada dalam ruang kosong (vacuum). Implementasi, penggunaan, kesuksesan maupun kegagalannya terjadi dalam konteks sosial dan organisasi. Sebuah sistem tidak selalu memberikan hasil yang sama ketika diimplementasikan di tempat lain. Penelitian kualitatif dapat memberikan pemahaman mengenai hal ini sekaligus mendukung pengembangan hipotesis dan teori.
Menyelidiki proses sebab akibat. Penelitian eksperimental dapat menunjukkan ada tidaknya hubungan kausal namun tidak bisa memberikan alasan bagaimana proses kausal tersebut berlangsung. Di sinilah kelebihan penelitian kualitatif dibandingkan eksperimental atau survei.
-Memberikan evaluasi formatif (evaluasi yang bertujuan untuk memperbaiki sistem yang sedang dalam tahap pengembangan) dibandingkan hanya sekedar melakukan pengkajian. Menggunakan metode kualitatif dapat memberikan gambaran masalah potensial yang sedang dihadapi sehingga memberikan peluang untuk memperbaiki sistem.
-Meningkatkan utilisasi dari hasil evaluasi. Setiap manajer, pembuat kebijakan, perancang sistem dan praktisi seringkali mengalami kesulitan menggunakan hasil studi kuantatif karena hal tersebut tidak terkati dengan pemahaman mereka mengenai situasi yang sedang terjadi. Penelitian kualitatif, sebaliknya, dapat meningkatkan kredibilitas dan kemanfaatan hasil evaluasi untuk para pengembil keputusan.

Senin, 17 November 2008

Detective Conan

Sejak dulu, saya suka sekali dengan serial Detective Conan. Bahkan, saya juga mengoleksi komik-komiknya ..... Serial detective Conan mengisahkan tentang Detektif SMA, Shinichi Kudo ...yang tubuhnya mengecil setelah diberi minum obat secara paksa oleh anggota organisasi hitam, yang tidak ingin identitas mereka terungkap setelah Shinichi mengintip pertemuan rahasia mereka.
Shinichi yang tubuhnya mengecil, diberi nama samaran "Conan Edogawa" oleh profesor Agasa. Untuk menyembunyikan identitasnya (sekaligus kamuflase ...)dia bersekolah di SD Teitan, dan duduk di kelas 1 SD. Selama tubuhnya masih mengecil, ia tinggal di rumah detektif Kogoro, dan anaknya, Ran Mouri, yang tak lain adalah kekasihnya. Selama formula obat pengecil tubuhnya belum terdeteksi, dia tak akan kembali seperti semula. Berikut ini gambar-gambar shinichi kudo ...

Senin, 03 November 2008

perkembangan TIK


PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

Ilmu komunikasi merupakan ilmu pengetahuan yang tergolong muda. Sekalipun pada sisi yang lain, sejarah perkembangan ilmu komunikasi sudah tua sejak masa Yunani dan baru dirumuskan dalam era modern sebagai ilmu baru sejak dekade PD II.
Dewasa ini penelitian-penelitian komunikasi terus menerus dilakukan. Sejumlah jurnal ilmiah dalam bidang komunikasi terbit. Sejumlah karya ilmiah telah menjadi karya klasik dalam ilmu komunikasi seperti The People Choice, The Passing of Traditional Society, Mass Media and National Development, Personal Influence, Understanding Media, The Process and Effect of Communication, Public Opinion, dan sebagainya.
Demikian pula sejumlah figurnya seperti Paul F. Lazarfeld, Wilbur Schramm, Harold Lasswell, Walter Lippmann, Bernard Berelson, Carl Hovland, Elihu Katz, Daniel Lerner, David K. Berlo, Shannon, McComb, George G. Gebner, dan sebagainya telah dikenal sebagai tokoh-tokoh dalam kajian ilmu komunikasi.
Sedangkan di Indonesia terdapat sejumlah figur penting dalam bidang Ilmu Komunikasi seperti M. Alwi Dahlan, Astrid Susanto Sunario, Andi Muis, Jalaludin Rahmat, Ashadi Siregar, Anwar Arifin, Hafid Changara, Dedy N. Hidayat, Marwah Daud Ibrahim, Onong Efendi Uchayana, dan sebagainya. Karya-karya mereka telah memberi warna bagi eksistensi kajian ilmu komunikasi di Indonesia.
Ilmu Komunikasi merupakan fenomena Amerika, bila kita lihat dari penggunaan sebutan Ilmu Komunikasi. Perhatikanlah, di Indonesia pada awalnya lebih dikenal pendidikan Publisistik. Istilah yang menandakan meneruskan tradisi Jerman. Namun sejak dekade 70-an mulai digunakan istilah Ilmu Komunikasi dimana pendidikan jurnalistik hanyalah salah satu bidang yang terutama masuk dalam kelompok komunikasi massa.
Jejak tradisi Amerika dalam kajian ilmu komunikasi di Indonesia dapat dilihat melalui figur M. Alwi Dahlan yang berkesempatan belajar langsung pada para perintis kajian Ilmu Komunikasi seperti Wilbur Schramm, Elihu Katz, Gregory Bateson, dan sebagainya. M. Alwi Dahlan, doktor komunikasi pertama Indonesia ini, pada tahun 60-an sudah lulus dan berkiprah di Indonesia. Upaya M. Alwi Dahlan mengenalkan Ilmu Komunikasi tampak baik melalui Fisip UI maupun lembaga seperti penerbitan atau riset serta kantor pemerintahan. Tentu saja juga melalui organisasi seperti ISKI, Perhumas, dan terakhir menjadi Menpen.
Kenyataannya dalam pendidikan tinggi komunikasi di Indonesia, dominasi kiblat tradisi

Amerika dari kalangan administratif riset menonjol. Studi Ronny Adhikarya telah menunjukkan hal ini. Kecenderungan ini rupanya tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga umumnya di Asia Tenggara, dan juga di benua lain.
Ilmu Komunikasi berawal dari dekade 40-an ketika Amerika menghadapi propaganda dalam rangka menghadapi peperangan. Beberapa prakondisi ketika itu adalah adanya ancaman Nazi dalam memperluas kekuasaannya, kebutuhan untuk mendapat dukungan rakyat dalam rangka menghadapi perang dunia kedua, dan kebutuhan mempelajari propaganda lawan seperti Jerman. Maka dalam konteks inilah kajian komunikasi dirintis. Kemudian setelah masa perang, tradisi ini kemudian dilanjutkan bagi kepentingan dunia komersial.
Sejumlah ilmuwan yang dikumpulkan pemerintah—dalam hal ini departemen pertahanan—berkumpul dalam rangka kepentingan menghadapi peperangan. Beberapa figur tersebut, yang kemudian dilembagakan Scramm menjadi ilmu komunikasi, seperti Paul F. Lasarfeld, Hovland, Lasswell, Berelson, Shannon, Scramm, dan sebagainya. Setelah PD II, kajian komunikasi yang muncul dalam konteks perhatian yang besar terhadap propaganda dilanjutkan bagi kepentingan dunia industri.
Generasi yang melahirkan Ilmu Komunikasi ini yang kelak dikenal sebagai kelompok administrative riset cenderung mengembangkan komunikasi sebagai fenomena transmisi, yakni pengiriman informasi. Tidak heran pula, kajian komunikasi dominan sebagai kajian komunikasi massa. Dalam konteks inilah kita mengenal sejumlah model komunikasi seperti Shannon, Lasswell, Scramm, SMCR dan sebagainya.
Demikian pula penelitian komunikasi identik dengan kajian tentang media. Seperti Content Analysis, Uses & Gratification, Agenda Setting, Cultivation Analysis, survey dampak media, dan sebagainya. Model penelitian ini sudah familiar dalam kajian komunikasi. Namun sekali lagi menunjukkan dominannya kajian komunikasi massa.
Dewasa ini kita memerlukan untuk memahami tentang pentingnya memperhatikan kajian komunikasi yang lebih komprehensif. Bahwa komunikasi massa hanyalah salah satu bidang kajian dalam Ilmu Komunikasi. Padahal disebutkan bahwa awal abad 20 kajian lebih banyak tentang fenomena retorika. Sementara tahun 70-an mulai muncul kajian tentang komunikasi antar personal. Bidang-bidang seperti ini kelihatan belum begitu berkembang di Indonesia.
Satu hal penting pula yang perlu dipaparkan bahwa terjadi pergeseran penting dalam pandangan mengenai komunikasi di Amerika. Yakni pada awalnya, pemahaman tentang komunikasi berangkat dari pandangan yang humanistik sebagaimana dikembangkan kelompok Chicago. Tapi dengan munculnya kelompok administrative riset di masa propaganda tahun 40-an, terjadi perubahan cara pandang terhadap makna komunikasi. Dalam konteks ini dapat dimengerti kemudian pandangan filosofis tentang komunikasi mengalami pergeseran. Walaupun kemudian, menurut Everret M. Rogers, dewasa ini model komunikasi sebagai pemaknaan (meaning) juga mulai mendapat tempat kembali. Pendekatan yang lebih interpretatif yang kembali merujuk pada Max Weber, dan semacamnya.
Untuk itu perlu pula untuk memperhatikan tentang pandangan dalam memahami makna komunikasi. James W. Carey menyebut komunikasi bisa dilihat dalam dua cara pandang. Pertama model transmisi dan kedua model meaning atau ritual. Model kedua belum banyak diungkap. Hal ini dapat dimengerti karena terjadi fenomena di mana sejak kehadiran model komunikasi model Shannon yang linier telah menjadi mainstream dalam memahami makna komunikasi. Padahal sebelumnya, akar kajian komunikasi di Amerika sangat humanistik atau dalam hal ini berada dalam model meaning. Hal inilah yang terjadi.
Satu hal yang menarik bahwa dua model komunikasi diatas tidak lepas dari perkembangan peradaban Barat. Misalkan model transmisi dapat ditarik pada perkembangan peradaban di Barat ketika muncul modernisasi. Ketika terjadi aufklarung, rasionalitas manusia berkembang. Dalam masa ini ditandai arti penting transportasi seperti penjelajahan samudera atau dalam konteks Amerika dibangunnya jalan raya atau rel kereta api yang mampu menghubungkan daerah-daerah baru. Maka dalam konteks ini terjadi pemindahan barang dan orang serta tentunya ide-ide. Sehingga pendatang, yang kemudian mendatangi daerah-daerah baru, kemudian terjadi eksplorasi dan seterusnya. Dalam konteks semacam ini model transmisi dalam komunikasi berkaitan dengan pemindahan informasi di mana kontrol komunikator menjadi penting. Dengan pandangan kritis, dapat kita katakan model transmisi telah ditandai dengan eksploitasi, penguasaan, dan semacamnya.
Berbeda dengan model meaning, yang mencoba untuk melihat komunikasi berkaitan dengan upaya untuk membangun komunitas (maintain community). Sebuah kolektifitas yang akur, hangat, dan semacamnya. Kehidupan kelompok yang hangat dan akrab. Model ini dikembangkan dalam generasi Chicago, sebuah masyarakat perkotaan yang di awal abad 20, di mana dalam keanekaragaman hendak mencoba untuk membangun dan memelihara komunitas. Maka komunikasi dikaitkan dengan upaya untuk memelihara nilai-nilai ini. Maka dalam cara pandang ini berkaitan dengan upaya untuk memelihara yang telah ada. Komunikasi berkaitan dengan upaya untuk membangun integrasi.
Menjadi penting untuk disadari bahwa dewasa ini kembali perhatian muncul terhadap pendekatan budaya (cultural studies) ini. Dengan demikian, fenomena cultural studies dalam kontek tradisi pragmatis Amerika dapat dipahami dalam konteks ini. Seorang tokohnya, James W. Carey, dalam tulisan-tulisannya mencoba membahas cultural studies dalam kaitannya dengan tradisi pragmatis dari Chicago ini.
Upaya untuk menoleh kembali pada cara pandang mengenai komunikasi sebagai fenomena pemaknaan (meaning) tampaknya ketika terjadi kejenuhan terhadap dominasi dari tradisi kajian komunikasi dari generasi administratif riset yang telah mendominasi selama beberapa dekade.


SMP Negeri 1 Denpasar

Sejak dulu, saya sangat ingin bersekolah di SMPN 1 Denpasar. Karena, SMPN 1 Denpasar adalah salah satu SMP Rintisan Sekoplah Bertaraf Internasional terbaik dan terfavorit di Bali. Dan saya yakin, output dari SMPN 1 Denpasar dapat menjadi siswa dengan lulusan yang terbaik. Buktinya, banyak lulusan SMPN 1 denpasar diterima di sejumlah SMA Negeri favorit di Bali, bahkan sekolah terkemuka di Singapura, yaitu Anglo Chinese School (ACS).
gambar 1 : kegiatan upacara bendera di halaman SMPN 1 Denpasar
Di SMPN 1 Denpasar, terdapat 3 jenis kelas, yang terbagi dalam kelas bilingual, kelas SBI, dan kelas akselerasi. Setelah melalui serangkaian tes, sekarang saya duduk di kelas VII akselerasi.
Tetapi, perlakuan terhadap ketiga kelas tersebut sama, tak ada kesan eksklusif.
SMPN 1 denpasar memiliki segudang prestasi. Diantaranya, juara 1 lomba siswa dan guru berprestasi (teladan) se-Provinsi Bali, Medali perak olimpiade matematika internasional, dan berbagai kejuaraan lokal, nasional maupun internasional lainnya. Bahkan pada tahun ajaran 2007/2008 yang lalu, SMPN 1 Denpasar meraih predikat SMP dengan nilai UAN terbaik di Bali, dan salah satu siswanya, mendapatkan predikat sebagai nilai UAN tertinggi di Bali.
Saya sangat bangga sebagai siswa SMPN 1 Denpasar. Dan saya akan berjuang, agar dapat mengharumkan nama SMPN 1 Denpasar.


Sabtu, 01 November 2008

Pengetahuan Komputer : E-commerce

Mengenal E-commerce

Apakah e-commerce itu ?

Teman-teman pernah mendengar istilah E-Commerce ? E-Commerce / Electronic Commerce merupakan kegiatan bisnis yang dijalankan secara elektronik melalui suatu jaringan (biasanya internet) dan komputer atau kegiatan jual - beli barang atau jasa (atau mentransfer uang) melalui jalur komunikasi digital. Contoh sederhana adalah penjualan alat elektronik melalui internet.

Tujuan dari aplikasi e-commerce adalah :

  1. Memudahkan orang yang ingin membeli barang atau transaksi lewat internet. Seseorang hanya membutuhkan akses internet dengan menggunakan web browser.

  2. Menjadikan portal e-commerce / e-shop tidak sekedar portal belanja, tapi menjadi tempat berkumpulnya komunitas dengan membangun basis komunitas, membangun konsep bahwa pasar bukan sekedar tempat jual beli tapi bisa juga sebagai pusat informasi (perusahaan penjual, barang yang dijual dan sebagainya)

  3. Dengan e-commerce, pelayanan jual beli relative lebih cepat daripada pembelian barang secara konvensional.

  4. Informasi produk/barang yang ditawarkan lebih up to date (terkini).

  5. Model pembayaran bisa melalui kartu kredit atau transfer melalui rekening.

Aman tidak ya e-commerce ?

Di media massa cukup banyak berita tentang pembobolan sistem keamanan Internet, akan tetapi umumnya vendor dan analis komputer berargumentasi bahwa transaksi di Internet jauh lebih aman daripada di dunia biasa. Sebenarnya sebagian besar dari pencurian kartu kredit terjadi di sebabkan oleh pegawai sales yang menangani nomor kartu kredit tersebut. Sistem e-commerce sebetulnya menghilangkan keinginan mencuri tadi dengan cara meng-enkripsi nomor kartu kredit tersebut di server perusahaan. Untuk merchants, e-commerce juga merupakan cara yang aman untuk membuka toko karena meminimalkan kemungkinan di jarah, di bakar atau kebanjiran. Hal yang paling berat adalah meyakinkan para pembeli bahwa e-commerce adalah aman untuk mereka.

Umumnya pengguna kartu kredit tidak terlalu mempercayai-nya, tapi para pakar e-commerce mengatakan bahwa transaksi e-commerce jauh lebih aman daripada pembelian kartu kredit biasa. Setiap kali anda membayar menggunakan kartu kredit di toko, di restauran, di glodok, di mangga dua atau melalui telepon 800 - setiap kali anda membuang resi pembelian kartu kredit - anda sebetulnya telah membuka informasi kartu kredit tersebut untuk dicuri.

Sejak versi 2.0 dari Netscape Navigator dan Microsoft Internet Explorer, transaksi dapat di enkripsi menggunakan Secure Sockets Layer (SSL), sebuah protokol yang akan mengamankan saluran komunikasi ke server, memproteksi data pada saat dikirimkan melalui Internet. SSL menggunakan public key encryption, salah satu metoda enkripsi yang cukup kuat saat ini. Untuk melihat apakah sebuah Web site di amankan menggunakan SSL dapat dilihat pada awal URL digunakan https bukan http.

Pembuat browser dan perusahaan kartu kredit saat ini mempromosikan sebuah standar tambahan bagi keamanan di namakan Secure Electronic Transaction (SET). SET akan mengenkode nomor kartu kredit yang ada di server vendor di Internet - yang hanya dapat membaca nomor kartu kredit tersebut hanya bank dan perusahaan kartu kredit - artinya pegawai vendor / merchant tidak bisa membaca sama sekali sehingga kemungkinan terjadi pencurian oleh vendor menjadi tidak mungkin

Terus terangnya memang tidak ada sistem e-commerce yang bisa menggaransi proteksi 100% kepada kartu kredit anda, tapi kemungkinan untuk di copet dompet anda di toko online akan jauh lebih rendah dibandingkan di tempat biasa.

Sumber : e-SmartSchool.com

Senin, 27 Oktober 2008

data pribadi

Nama saya Tjokorda Istri Pramitasuri,biasa dipanggil Tjok Mita. Saya sekarang duduk di kelas 7P, SMPN 1 Denpasar. Nomor absen saya 02. Saya lahir di Denpasar, pada tanggal 6 Maret 1996. Zodiak saya Pisces. Sekarang, saya tinggal di Jalan Padang Indah V/2, Denpasar Barat. Disini saya tinggal dengan Ayah, Ibu, dan kakak perempuan saya. O ya, sejak kecil, saya suka sekali melukis. Selain itu, saya juga suka membaca buku. Untuk pelajaran di kelas, bagi saya semuanya menyenangkan. Tetapi saya paling suka pelajaran kimia, fisika, sejarah, dan tentunya komputer.

Sabtu, 18 Oktober 2008

stoikiometri kimia

pengetahuan tentang hukum kekekalan massa saya peroleh saat saya duduk di kelas VII akselerasi,SMPN 1 Denpasar. ketika saya ditawarkan untuk mengikuti lomba olimpiade kimia, secara otomatis saya harus mengikuti pembinaan mengenai kimia hingga akhirnya saya mulai kerasan dengan soal-soal kimia, yang sebelumnya sangat asing bagi saya. Sejak saat itulah, saya tertarik dengan kimia. Apalagi soal eksperimen dan stoikiometri.
Berikut ini ada sedikit info tentang stoikiometri :
"Awal abad ke 18, para kimiawan dalam usahanya mempelajari kalor dan pembakaran menemukan hal yang sangat aneh...contohnya, bila kayu dibakar maka residunya pasti lebih ringan dari berat kayu semula. Tapi, jika logam dibakar di udara bebas, maka akan diperoleh oksida yang lebih berat dibandingkan logam semula.
Akhirnya, setelah melakukan penelitian dan berbagai eksperimen, para ilmuwan menyajikan fakta kepada pengamat dan menuntun mereka ke rumusan hukum fundamental yang menguraikan sifat dasar kimia itu sendiri. Hukum tersebut dinamakan Hukum Kekekalan Massa, atau dapat disebut juga hukum Lavoisier, yang berbunyi :
"Massa tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan dalam perubahan materi apapun,".Selanjutnya, hukum tersebut diteliti oleh M.V. Lomonosov dari Rusia dan ilmuwan Prancis, Antonie Lavoisier. Pada penelitiannya, Lavoisier melakukan eksperimen yang menghasilkan merkuri oksida. Selanjutnya ia melakukan berbagai eksperimen lanjutan dari hasil awal yang didapatkannya. Akhirnya, ia berhasil menyatakan hukum kekekalan massa, yang bunyinya sebagai berikut : "Dalam setiap reaksi kimia, massa zat sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.". Dengan begitu, Lavoisier adalah orang pertama yang mengamati reaksi kimia analog dengan persamaan aljabar."